Posts

Showing posts from 2009

A Curious Faith

Image
Jeremy Deller and Nick Abraham’s documentary ‘ The Posters Came from the Walls ’ depicts the obsessive fandom of Depeche Mode fans around the world. To read the full review, please click here . BFI Sight & Sound

Bartimeus

Image
Dalam injil sinoptik, Bartimeus termasuk sosok yang istimewa. Ia adalah satu-satunya karakter yang mengalami mukjizat penyembuhan dari Yesus yang disebut dengan nama. Secara harafiah namanya berarti: “anak (Bar) kehormatan (Time)”. Sebagai pengemis buta yang berdiam di pinggir jalan dekat kota Yerikho, Bartimeus mungkin cuma pernah mendengar tentang Yesus dari mulut orang lain. Hebatnya, ia bisa percaya dan memanggil-Nya “Anak Daud”, sebutan lain untuk Mesias bagi kaum Israel. “Iman timbul dari pendengaran” ( Rom 10:17a ) demikian menurut St Paulus. Iman yang ditandai pula dengan kerendahan hati sehingga sebelum datang kepada Yesus, Bartimeus mau terlebih dahulu memohon belas kasih. Itulah Kyrie yang juga kita senantiasa serukan sebagai bagian dari proses perjumpaan kita dengan Kristus dalam Ekaristi. Bartimeus mau menanggalkan jubah, boleh jadi satu-satunya yang dimilikinya, untuk datang kepada Yesus. Ia tidak minta yang muluk-muluk kecuali hanya untuk bisa melihat. Dan kare

Paradoks Kasih

Image
Di dalam karya pelayanan Yesus, St Yakobus dan saudaranya, St Yohanes, mendapat tempat yang agak khusus. Mereka adalah murid-murid yang pertama kali dipilih sesudah St Petrus dan St Andreas. Selain St Petrus, hanya mereka berdua lah yang diajak untuk menyaksikan Yesus membangkitkan putri Yarius, mengalami Transfigurasi, dan berdoa di taman Getsemani. Ketika Yesus memberitakan untuk yang ke-3 kalinya penderitaan yang harus dialami-Nya, mereka masih belum mengerti ( Mrk 10:32-45 ). Boleh jadi mereka lebih terpaku pada kuasa dan mukjizat Yesus selama ini, terpesona melihat sinar kemuliaan-Nya saat Transfigurasi. Berita itu justru seolah hanya menjadi pemicu dari gejolak hati mereka untuk segera meminta (Injil Matius: lewat ibu mereka) ‘kedudukan’ di sebelah kanan dan kiri kemuliaan-Nya kelak, karakter reaktif yang lebih kentara sewaktu mereka berhadapan dengan orang Samaria yang menolak Yesus ( Luk 9:51-56 ). “Boanerges” atau anak-anak guruh adalah julukan mereka. Jika para

Seandainya Orang Kaya Itu Adalah Kita

Image
Si kaya dalam Injil hari ini ( Mrk 10:17-31 ) adalah seorang Yahudi yang taat. Menurut ukuran dunia, ia niscaya dianggap baik. Dengan memanggil Yesus ‘Guru yang baik’ ia seakan ingin membenarkan dirinya sebagai orang yang baik juga. Yesus tahu ketaatan si kaya hanya semu belaka. Ia lebih lekat pada hartanya. “Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya…” demikian dikatakan penulis Ibrani ( 4:13 ). Si kaya tidak memahami bahwa keselamatan bukanlah fungsi dari banyaknya perbuatan. Tidak ada yang mampu memenuhi hukum Taurat dengan sempurna. Maklumlah jika para murid pun frustasi: “Kalau begitu, siapa yang bisa selamat?” Pernyataan Yesus bahwa bagi manusia tidak mungkin, tapi bagi Allah segalanya mungkin, mengisyaratkan bahwa keselamatan menjadi mungkin hanya karena rahmat. Dalam konteks ini pulalah, kita bisa lebih mengerti perkataan Yesus sebelumnya bahwa tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. “Semua orang telah berbuat dosa…, dan oleh kasih karun

“Apa Yang Telah Dipersatukan Allah, Tidak Boleh Diceraikan Manusia”

Image
Kutipan di atas sudah populer. Barangkali karena perceraian itu sendiri memang sudah menjadi bagian dari pop culture . Infotainmen hampir setiap hari memuat berita tentang perceraian. Di Malaysia, Saudi Arabia, dan India, perceraian di kalangan agama tertentu bahkan sudah bisa dianggap sah lewat SMS. Gereja Katolik menganut bahwa perkawinan yang sah tanpa halangan antara seorang pria dan wanita yang sudah dibaptis ( ratum ) dan yang sudah disempurnakan dengan persetubuhan ( consummatum ) tidak dapat diputus oleh kuasa manusiawi manapun dan atas alasan apapun selain oleh kematian (KHK pasal 1141). Hanya perkawinan yang non-ratum dan yang ratum et non consummatum saja yang dapat dibatalkan atau diputuskan sesuai kuasa Gereja yang berwenang. Gereja juga mengizinkan perpisahan dengan tetap dalam ikatan perkawinan dalam kasus perzinahan atau KDRT yang membahayakan nyawa pasangan atau anaknya. Meski mengenal perceraian, Gereja tidaklah permisif. Perceraian harus menjadi alternatif

Antara Kita, Yairus, dan Perempuan Tanpa Nama

Image
Ada 2 sosok yang menonjol dalam Injil hari ini ( Mrk 5:21-43 ): Yairus, kepala rumah ibadat, dan seorang perempuan tanpa nama. Yang pertama dari golongan elite; yang terakhir, najis menurut hukum Taurat, dari golongan terbuang. Yairus mendatangi Yesus terang-terangan demi “harta” putri berusia 12 tahun; sang perempuan menjamah Yesus secara diam-diam karena “beban” penyakit selama 12 tahun. Meski bertolak belakang, keduanya sama-sama menghadapi krisis dan sama-sama percaya kepada kuasa Yesus. Dan berkat iman dan usaha mereka, Yesus pun menyembuhkan. Kisah dalam Injil di atas seyogyanya tidak hanya sekedar menjadi “cerita lama” yang kesekian kalinya tentang kesembuhan. Manusia, beriman atau tidak, baik atau jahat, akan mengalami kematian fisik. “Karena dengki setan maka maut masuk ke dunia” begitulah ungkapan Salomo (Keb 2:24a) tentang dosa asal dan akibatnya. Tetapi musuh kita bukanlah kematian fisik melainkan kematian spiritual. Fokus kita pada firman oleh karena itu semestinya -le

Angin Ribut Diredakan

Image
Meski mendapat kesempatan dan kemudahan mengetahui rahasia Mesianik dan Kerajaan Allah, para murid ternyata masih belum mengerti siapakah Yesus sebenarnya. Injil hari ini ( Mrk 4:35-40 ) menceritakan mereka dikuasai oleh ketakutan, takut saat menghadapi angin ribut dan tetap juga “takut” setelah menyaksikan kuasa Yesus. Kita juga bisa mengalami “angin ribut” yang mengancam harta, karir, rumah tangga, bahkan nyawa kita. Ketika segala upaya sudah ditempuh, tetapi badai persoalan tak kunjung reda, ketakutan pun menguasai kita. Dan kita berteriak seperti para murid: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Mungkinkah Yesus membiarkan mereka yang diajak berlayar bersama-Nya gagal sampai ke seberang? Mungkinkah Ia membiarkan kita yang sudah dianugerahi dengan janji keselamatan kekal binasa ketika berjalan bersama-Nya? Kita ragu karena kita sebenarnya juga belum kenal betul siapa Yesus … Ia yang berkuasa mengendalikan laut dan ombak ( Ayub 38:8-11 ). Musibah dapat menim

Semuanya Sudah Diatur

Image
“Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia …” ( Mrk 14:13-15 ) demikianlah kalimat awal dari pesan Yesus kepada Petrus dan Yohanes ( Luk 22:8 ) yang ditugaskan untuk mempersiapkan perjamuan Paskah di Yerusalem pada hari pertama hari raya Roti Tidak Beragi. Penugasan ini agak bergaya spionase. Menurut teori yang populer, Yesus bertindak demikian karena alasan keamanan mengingat para imam kepala dan ahli taurat saat itu sudah bersepakat untuk membunuh Dia. Yesus tidak ketakutan, Ia hanya ingin semua rencana-Nya terpenuhi pada waktunya. Menariknya, pembawa kendi air tersebut, menurut terjemahan alkitab pada umumnya, adalah seorang laki-laki, padahal pada masa itu pekerjaan tersebut lebih lazim dilakukan oleh kaum wanita. Konon ini disengaja agar kedua murid lebih mudah untuk mengenalinya. Betul atau tidak teori tersebut, yang jelas semuanya sudah diatur oleh Yesus secara detail. Bagaikan suatu naskah cerita, tinggal di

3 in 1

Image
Masih ingat “cerita” tentang Santo Agustinus dan seorang anak kecil di tepi pantai? Cerita yang membandingkan pemahaman atas misteri Tritunggal dengan upaya memindahkan air laut ke dalam suatu lubang tersebut menggambarkan Tritunggal sebagai misteri yang terlalu kompleks untuk dicerna dengan akal budi, sekalipun bagi seorang cendikiawan besar gereja seperti Santo Agustinus. Tritunggal adalah misteri tentang sang Pencipta sendiri, sumber dari segala sesuatu, maka ia pada hakekatnya merupakan sumber dari segala misteri iman. Kekal adanya. Tidak untuk dipecahkan, tapi untuk diimani. Ia berpijak pada pengakuan iman akan Allah yang esa, yang telah diwahyukan lewat perantaraan Musa dalam shema Israel: “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!” ( Ul 6:4 ), dan dinyatakan pula oleh Yesus dalam hukum kasih-Nya ( Mrk 12:29 ). Iman yang juga meyakini bahwa Allah hadir dalam 3 pribadi terpisah, dengan peran yang berbeda-beda: Allah Bapa sebagai Sumber, Allah Putra seba

Sounds of The Universe Hits The Stores

Image
The wait is over. Sounds of The Universe is out now! It is the 12th studio album of Depeche Mode . Eclectic and energised, the band's new LP was recorded in Santa Barbara and New York. Sounds of The Universe   track listing: 1. In Chains 2. Hole to Feed 3. Wrong 4. Fragile Tension 5. Little Soul 6. In Sympathy 7. Peace 8. Come Back 9. Spacewalker 10. Perfect 11. Miles Away / The Truth Is 12. Jezebel 13. Corrupt

Unholy Alliance: The Killers' Brandon Flowers & Depeche Mode's Dave Gahan

Image
Depeche Mode makes self-destruction sound like falling through the clouds. One needs only revisit the morbid, deviant pleasures of “ Master and Servant ,” “ Fly on the Windscreen ,” “ Blasphemous Rumours ” or “ Barrel of a Gun ” for a glimpse into the harrowing worldviews of Dave Gahan, Martin Gore, and Andrew Fletcher, who have spun a penchant for both futurism and perversion into sales of more than 90 million. To read the full article, please click here . By Ken Scrudato

Depeche Mode Prepares for Tour of The Universe

Image
NEW YORK (Billboard) - In a room in New York's Greenwich Hotel, Dave Gahan is sitting erect in a straight-backed chair, immune to the wind outside that's blowing garbage cans down the street. To read the full article, please click here . By Kerri Mason

Iman Yang Tak Lumpuh

Image
Injil hari ini ( Mrk 2:1-12 ) menceritakan peristiwa Yesus mengampuni dan menyembuhkan seorang lumpuh berkat iman para pengusungnya. Semangat dan usaha mereka, sampai mau menurunkan si lumpuh melalui atap rumah, mengisyaratkan harapan dan keyakinan mereka pada kuasa Yesus. Pantaslah Ia memuji iman mereka. Tindakan pertama Yesus mengampuni dosa si lumpuh kontan menimbulkan reaksi di dalam hati para ahli Taurat. Bagi mereka itu adalah penghujatan sebab hanya Allah yang berhak mengampuni. Tetapi Yesus tahu bahwa mereka sangat memahami arti "berkata lebih mudah daripada berbuat", yang tidak lain adalah sikap hidup mereka sendiri ( Matius 23 ). Penyembuhan si lumpuh dengan demikian merupakan bukti bahwa Ia juga berkuasa atas dosa, sumber penyakit dalam pandangan tradisional masa itu, walau dalam kenyataannya lebih mudah bagi mereka untuk menerima penyembuhan tersebut daripada menerima-Nya sebagai Anak Manusia yang berkuasa untuk mengampuni dosa. Sikap yang

"Aku Mau, Sembuhlah!" (Mrk 1:41)

Image
Tzaraath (Ibrani) atau yang disebut kusta dalam alkitab terjemahan lama tidak mutlak pasti merupakan penyakit kusta (Hansen) yang dikenal dalam ilmu kedokteran modern. Tzaraath mencakup ragam penyakit pada kulit yang lebih luas, bahkan termasuk jamur yang menyerang pakaian dan dinding rumah. Karena terbatasnya pengetahuan pada zaman Perjanjian tentang penyakit, apalagi pengobatannya, dapat dimaklumi jika tzaraath dianggap berbahaya. Penderitanya dikucilkan dari keluarga dan masyarakat, tinggal di luar perkemahan, dan harus menyatakan diri sendiri najis. Penderitaan terbesar bukanlah sakit itu sendiri tetapi karena ditolak dan disisihkan. Dari kacamata rohani, tzaraath mirip dengan gambaran dosa. Sama seperti tzaraath yang dimulai dari titik kecil pada kulit, dosa pun sering dimulai dari hal-hal yang kecil dan sepele, yang iseng-iseng. Tanpa disadari oleh pengidapnya, ternyata telah meluas ke berbagai sendi kehidupan. Dosa membuat manusia terpisah dari komunitas

Waktu ≠ Uang, Waktu = Kehidupan

Image
Injil Markus 1:29-39 memperlihatkan betapa mengesankannya penatalayanan waktu yang dilakukan oleh Yesus: mengajar di rumah ibadat pada hari Sabat, pergi ke rumah Simon dan menyembuhkan mertuanya pada sore harinya, lalu setelah matahari terbenam “buka praktek” menyembuhkan orang-orang yang sakit dan kerasukan setan, bangun subuh-subuh untuk berdoa, dan sesudah itu, berangkat menuju kota-kota lainnya. Yesus sangat sibuk, jadwalnya padat, tetapi tidak pernah terkesan buru-buru dan kehabisan waktu. Kunci dari manajemen waktu Yesus yang efektif adalah fokus pada pelayanan yang visioner. Ia datang bukan untuk menyembuhkan seluruh orang yang mencari-Nya ( Mark 1:37 ). Ia bisa saja memanfaatkan kuasa-Nya untuk ketenaran pribadi. Tetapi ini juga tidak dilakukan-Nya. Bagi Yesus, penyembuhan fisik bukanlah tujuan utama melainkan mengarah kepada tujuan yang lebih besar, yaitu Kerajaan Allah. “... supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.”. Kala

Otoritas

Image
Injil Markus 1:21-28 mencatat, saat pertama kali mengajar dalam rumah ibadat di Kapernaum, Yesus membuat takjub orang-orang yang mendengar-Nya. Penulis Injil tidak menceritakan apa yang diajarkan Yesus saat itu, namun pasti ada sesuatu yang luar biasa yang tidak pernah mereka dengar atau rasakan dari guru-guru agama mereka selama ini. Kita tahu jika ahli-ahli Taurat mengajar dengan mengandalkan pada tafsir atas Kitab Suci atau dengan mengutip para rabi pendahulu, maka Yesus bersabda dengan suatu ekspresi otoritas yang luar biasa: “Aku berkata kepadamu”. Kuasa atau otoritas Yesus tidak diperoleh dari sekolah atau karena pengetahuan Kitab Suci, tetapi karena Ia adalah Anak Allah ( Yoh 5:19-20 ; 7:15-18 ). “Ia akan berbicara atas nama-Ku dan Aku akan menghukum siapa saja yang tidak mau mendengarkan dia.” ( Ul 18:19 ), demikian firman Allah kepada Musa dalam bacaan hari ini. Otoritas Yesus semakin nyata saat Ia berinteraksi dengan seorang yang kerasukan. Kehadiran-Ny