Seandainya Orang Kaya Itu Adalah Kita
Si kaya dalam Injil hari ini ( Mrk 10:17-31 ) adalah seorang Yahudi yang taat. Menurut ukuran dunia, ia niscaya dianggap baik. Dengan memanggil Yesus ‘Guru yang baik’ ia seakan ingin membenarkan dirinya sebagai orang yang baik juga. Yesus tahu ketaatan si kaya hanya semu belaka. Ia lebih lekat pada hartanya. “Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya…” demikian dikatakan penulis Ibrani ( 4:13 ). Si kaya tidak memahami bahwa keselamatan bukanlah fungsi dari banyaknya perbuatan. Tidak ada yang mampu memenuhi hukum Taurat dengan sempurna. Maklumlah jika para murid pun frustasi: “Kalau begitu, siapa yang bisa selamat?” Pernyataan Yesus bahwa bagi manusia tidak mungkin, tapi bagi Allah segalanya mungkin, mengisyaratkan bahwa keselamatan menjadi mungkin hanya karena rahmat. Dalam konteks ini pulalah, kita bisa lebih mengerti perkataan Yesus sebelumnya bahwa tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. “Semua orang telah berbuat dosa…, dan oleh kasih karun