Pintu
Alkisah, seorang kaya memiliki banyak koper yang penuh dengan emas batangan. Saat ajalnya, ia memohon kepada Tuhan untuk membawa serta semua koper tersebut. Karena akhirnya cuma diizinkan membawa satu saja, ia lantas memilih koper yang terbesar. Sesampainya di pintu surga, sambil terengah-engah menarik koper yang berat itu, ia berjumpa dengan Santo Petrus. “Maaf, pintunya tidak muat.” Santo mencegahnya masuk. “Santo, aku ini sudah deal dengan Tuhan! ” protes si kaya. Penasaran, Santo lalu mengintip ke dalam koper. Dengan geleng-geleng ia kemudian berkata: “ Ngapain bawa batubata ke sini?” Si kaya kaget bukan kepalang. Rupanya ia tidak sadar ketika kehidupannya beralih dari tubuh menjadi roh, emas batangan yang dibawa ikut berubah menjadi batubata. Bicara soal pintu, saya teringat rumah masa kecil yang memiliki 3 pintu depan. Pintu besar, dibuka jika ada tamu penting atau acara khusus; pintu kecilan di sisi kanan, dipakai sehari-hari untuk keluarga; dan pintu paling kecil di sisi