Kemuliaan
Seseorang dikatakan sungguh memuliakan sesuatu, jika baginya sesuatu itu tak ternilai harganya, indah dalam hakekatnya, sehingga ia mau melayani, menyenangkan, dan mengasihinya tanpa pamrih atau syarat, bahkan rela berkorban untuknya. Sesuatu itu menjadi tujuan, bukan alat, dari eksistensinya. "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau ... Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi ... sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.", demikian antara lain isi doa Yesus dalam bacaan Injil hari ini ( Yoh 17:1-11a ). Kita mungkin saja berpikir apa bedanya doa Yesus itu dengan doa orang egois. Bukankah Ia mempermuliakan Bapa itu ada motifnya ... kemuliaan diri? Bukankah Bapa menjadi alat untuk tujuan pribadi-Nya? Macam Yohanes dan Yakobus ( Mrk 10:35-45 ), kita memang kerap memandang kemuliaan cuma dengan hal-hal yang agung, indah, dan yang nikmat saja. Maka apa