Posts

Showing posts from 2014

Allah Dalam Kotak

Image
2 Sam 7:1-16 , Luk 1:26-38 Setelah melewati masa yang penuh dengan konflik dan menjadi raja atas seluruh Israel dan Yudea, perhatian Daud kini tertuju pada Tabut Perjanjian. Ia ingin mendirikan sebuat bait, rumah bagi Allah, menggantikan tabernakel yang sekedar tenda. Namun Allah menolak, sebab dikatakan Daud itu banyak menumpahkan darah (1 Taw 22:8). Butuh rumahkah Allah? Salomo yang kelak membangun Bait Allah sendiripun memaklumi bahwa tak ada bangunan duniawi yang bisa menampung Allah. “ Tetapi siapa yang mampu mendirikan suatu rumah bagi Dia, sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Dia? Dan siapakah aku ini, sehingga aku hendak mendirikan suatu rumah bagi Dia ... ? ” (2 Taw 2:6, 6:18 & 1 Raj 8:27). Pandangan yang sama disuarakan pula lewat nabi: “ … Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? ” (Yes 66:1), oleh Stefanus (

You'll never guess which pop band has the most sophisticated song lyrics of all time

Image
The Mirror’s data unit analysed various song lyrics and calculated how many years would have to be spent in education in order to understand them. Source: http://www.mirror.co.uk/news/uk-news/youll-never-guess-pop-band-4743599

Reguklah Sang Keheningan

Image
"Enjoy The Silence" from the forthcoming Depeche Mode: Live in Berlin DVD. Beautiful!

Keping Denarius (Lagi)

Image
Mat 22:15-21 Lantaran ingin menyingkirkan Yesus, orang-orang Farisi pun tak sungkan bersekutu dengan orang-orang Herodian kali ini. Yang pertama pro kemerdekaan, yang lainnya pro penguasa Romawi. Mereka mau menjebak Yesus lewat sebuah opini, perihal kewajiban membayar pajak kepada kaisar. Kiranya posisi Yesus diyakini bakal serba salah. Setuju, dianggap pengkhianat. Tidak setuju, dianggap penghasut. Yesus tahu isi hati orang-orang Farisi yang penuh dengan kemunafikan dan pembenaran diri. Ketaatan mereka pada hukum Taurat tak lebih semata karena keharusan ketimbang kesadaran hati. Mereka tidak tulus melayani Tuhan, apalagi sesama, seperti halnya mereka terpaksa melayani kaisar dalam soal pajak. Mereka sesungguhnya hanya ingin melayani diri sendiri. Tak heranlah jika Yesus tak mau secara to-the-point meladeni mereka. Sebaliknya, Ia mendobrak paradigma mereka yang picik. Dengan menunjuk gambar dan tulisan (“Kaisar Agustus Tiberius, Putra dari Agustus yang Agung”) yang tercetak pad

Mau Ikut Yesus

Image
Mat 16:21-27 , Rm 12:1-2 Petrus mestilah sangat gundah. Bagaimana tidak. Berhasil mengenali identitas sejati Yesus hingga diberi otoritas untuk memimpin tentunya membuat ia semakin percaya diri. Tapi tahu-tahu Yesus bicara tentang penderitaan, kematian, dan kebangkitan yang tak mereka pahami. Semua jadi bingung dan gelisah. Petrus pun spontan memprotes. Alhasil, kecaman dari Yesus lah yang ia tuai sebagai balasannya: “ Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-ku … ” Insiden ini mengingatkan pada pengalaman Yesus selepas berpuasa 40 hari di padang gurun di awal karya publik-Nya. Injil mencatat bahwa sesudah gagal menggoda Yesus, Iblis mundur dan ‘menunggu waktu yang baik’ ( Luk 4:13 ) untuk kembali. Dengan segala cara dan tipu muslihat, Iblis terus mencari jalan untuk melencengkan karya mesianik Yesus. Dari sebuah karya yang berlandaskan pada penyangkalan diri dan ketaatan mutlak kepada Allah menjadi tak lebih dari sebuah petualangan politis yang mengakar pada cinta diri

Makanan Surgawi

Yoh 6:51-58 ; 1 Kor 10:16-17 Gereja mengajarkan bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak dari kehidupan Kristiani. Sungguhkah kita sudah memahami pernyataan yang hakiki ini dan, karenanya, mengimani dengan sungguh-sungguh pula? Nyatanya sebagian dari kita masih sering permisif menomor-duakan perayaan Ekaristi, terlebih tatkala ada suatu ketidakleluasaan. Sebut saja misalnya absen dari misa karena ada acara lain, kebiasaan datang telat karena alasan parkir, ataukah kabur sebelum berkat. Ungkapan  tentang Ekaristi dengan pas merangkum secara utuh  seluruh aspek kehidupan rohani kita. Ialah “sumber” dari mana rahmat pengudusan Allah mengalir sehingga kehidupan Kristiani dalam arti sesungguhnya bisa berlangsung. Tanpa Ekaristi tampaknya kita itu hidup tapi sebetulnya kita itu mati ( Yoh 6:53 ).  Tak ubahnya dengan sosok seorang zombie . Ialah “puncak”, seperti halnya puncak Everest -tempat tertinggi di bumi- idaman setiap pendaki gunung sejati, yang seyogyanya menjadi arah dan tujua

Penderitaan

Image
Mat 26:14-27:66 ; Flp 2:6-11 Bicara soal sengsara atau penderitaan, kita mungkin acap bertanya: Jika Tuhan itu maha baik, mengapa Ia membiarkan atau mengizinkan penderitaan ada di dunia ini? Penderitaan bisa menyesah hebat siapapun yang mengalaminya, baik atau jahat, tua atau muda, kaya atau miskin, religius atau atheis. Tak ada yang luput, Tuhan sekalipun. Suatu kenyataan yang jelas tak menyenangkan. Kutipan Yesus "karena karya Allah harus dinyatakan di dalam dia" menawarkan sebuah perspektif, namun bagaimanapun tetaplah tak mudah untuk sepenuhnya memahami misteri ini. Apalagi bagi yang sedang mengalami. Penderitaan jelas bukanlah bagian dari tujuan penciptaan Tuhan. Ia menciptakan segala sesuatu baik adanya. Khusus kepada manusia yang Ia ciptakan menurut gambar dan rupa-Nya sendiri, Ia ingin berbagi kasih, ingin manusia turut menikmati pengalaman kasih-Nya yang sempurna. Maka Ia pun menganugerahkan kehendak bebas. Sebab mengasihi haruslah menjadi sebuah pilihan. Apal

My Life as a Member of the Black Swarm

Image
A blog about the world we live in and life in general. Words, images and video by oneplanetmikey. " Depeche Mode is a band which made its name making songs about pain and suffering, love and redemption, and sin and salvation. They are of their time, but are also of Victorian England. They may hurt, but they never give up hope and the suffering of this pain leads to their salvation, and ours as listeners. ....When I am asked if they are a Christian band, I say no and tell the questioner they are the proverbial choir boys who discovered the dark side and now happily revel in the freedom it offers. The songs are their postcards from the other side. " Read the full article here .