Yoh 12:20-33 Seorang pengusaha muda Muslim, sebut saja Untung namanya, punya sebuah pengalaman langka. Berkat bantuan seorang kenalan di Italia, ia memperoleh undangan misa bersama Bapak Suci di Vatikan. Alih-alih menghadiri misa yang dibatalkan, Bapak Suci malah mengundangnya beraudiensi. Untung pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Saat audiensi, ia bahkan nekad memeluk Bapak Suci, mengabaikan protokol sebatas bersalaman sambil membungkuk dan cium tangan saja. “Kapan lagi?”, ungkapnya. Bisa beraudiensi dengan figur kondang tentunya mendatangkan kepuasan tersendiri. Bacaan Injil hari ini menceritakan bagaimana orang-orang Yunani juga ingin bertemu dengan satu figur fenomenal pada masa itu, Yesus. Kiranya mereka tertarik dengan agama Yahudi dan telah banyak mendengar tentang Yesus dan karya-Nya. Mereka mendatangi Filipus karena ditenggarai ia bisa berbahasa dan mengenal budaya Yunani mengingat asalnya dari Betsaida di Galilea. Terkesan ragu meladeni, barangkali te...
Review of new Depeche Mode single “Where’s the Revolution” : Depeche Mode has returned with their first new music since 2013. The pointedly political single, called “Where’s the Revolution,” was released on Feb. 2. "... the build up is expertly crafted. There is no doubt that this tune has the power to get audiences on their feet. In this “Personal Jesus” meets “People are People” track, it becomes equally clear that these men are still anthem makers. As a result, listeners will anticipate hearing this song frequently at the copious upcoming marches and rallies." -- Erin Huestis (TheCelebrityCafe.com)
Mrk 10:46-52 Manusia pada umumnya tidak suka pada gelap, terlebih saat sedang sendirian. Berada dalam kegelapan membuat orang merasa tak berdaya karena ketidaktahuan atau tepatnya karena khawatir akan hal-hal buruk yang bisa menimpa atau mengagetkan dirinya. Jika gelap sesaat saja bisa menggelisahkan, bayangkan apa yang dirasakan orang yang semula dapat melihat tetapi kemudian menjadi buta. Buta dan miskin, itulah gambaran populer tentang Bartimeus. Sejumlah terjemahan kitab suci menyiratkan bahwa Bartimeus bukan buta sejak lahir ( lih. a.l.: NJB ay. 51 & 52 ). Dengan kata lain, Bartimeus niscaya pernah menikmati indahnya penglihatan. Entah bagaimana ia menjadi buta atau sejak kapan ia menjadi miskin. Yang pasti Bartimeus pernah sangat menderita. Tak bisa berbuat apa-apa kecuali mengemis di pinggir jalan dan tak punya apa-apa kecuali barangkali cuma sehelai jubah saja. Sebelum akhirnya ia disembuhkan oleh dan kemudian mengikuti Yesus. Buta adalah sebuah kondisi tanpa p...
Comments
Post a Comment