Bacaan Sepekan 4-10 Juni 2012
Senin, 4 Juni 2012 - (Mrk 12:1-12)
Kaum Religius. Kacang lupa kulit, pagar makan tanaman. Itulah gambaran Yesus tentang para imam kepala, ahli Taurat, dan tetua Yahudi. Mereka merancang sesuatu yang jahat terhadap diri-Nya tanpa menyadari bahwa mereka sesungguhnya sedang berhadapan langsung dengan sang Arsitek utama, yang membuat rancangan di atas semua rancangan, yang mereka-rekakan yang jahat untuk kebaikan. Rahasia Kebun Anggur memang dibiarkan tersamar bagi yang degil hatinya. Dan mereka telah memilih jalan mereka sendiri. Ikut pemberontak, ujungnya binasa; ikut Raja yang sah, masuk Istana. Kita ikut yang mana?
Selasa, 5 Juni 2012 - (Mrk 12:13-17)
Kaum Herodian and Parisi. Yang satu pro penguasa Romawi, yang lain pro kemerdekaan. Dua fraksi yang berseberangan kini berkoalisi demi menghadapi musuh bersama: Raja yang sah. Soal membayar pajak kepada kaisar dijadikan sebagai senjata. Harap-harap kanan kiri kena, toh akhirnya mereka tak berdaya juga. Tapi semoga perikop inipun bukanlah justifikasi kita untuk tak membayar pajak. Sebab bukankah Yesus juga bersabda: “jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?” (Luk 16:11).
Rabu, 6 Juni 2012 - (Mrk 12:18-27)
Kaum Saduki. Kaum Saduki adalah kelompok agama dan politik Yahudi yang berasal dari golongan elite aristokrat. Mereka tidak percaya akan kehidupan setelah kematian. Berbeda iman tentu sah-sah saja. Tapi jika tendesius mencobai iman orang lain, apalagi suatu kebenaran, itu memang sesat namanya. Kebangkitan adalah kebenaran sentral dalam iman kristiani. Tanpa itu, Kabar Gembira niscaya tidak terlalu menggembirakan lagi. Lagipula kalau sudah ada Pengantin Agung tunggal yang menunggu kita dalam Kerajaan-Nya nanti, apa masih perlu saling mengawinkan lagi?
Kamis, 7 Juni 2012 - (Mrk 12:28b-34)
Ada juga yang OK. Ahli Taurat yang mengaminkan kasih sebagai hukum yang terutama dinyatakan oleh Yesus sebagai “tidak jauh dari Kerajaan Allah”. Kata “tidak jauh” mengandung pengertian masih ada jarak. Karena kasih itu memang tak cukup hanya konseptual saja, ia haruslah nyata. Iman tanpa perbuatan kasih sama saja dengan diam di tempat. Meminjam analogi C.S. Lewis, ini seperti mengatakan bilik di gedung seberang jendela kita itu sebetulnya hanya beberapa meter saja. Tapi hanya dengan menuruni gedung tempat kita berada dan menaiki gedung sebelah barulah kita bisa lebih dekat lagi dan masuk ke dalamnya (kalau diizinkan tentunya).
Jum'at, 8 Juni 2012 - (Mrk 12:35-37)
Tapi lebih banyak yang tidak. Yesus mengkritik ahli-ahli Taurat yang mengaitkan Mesias sebagai anak Daud dalam arti keturunan lahiriah saja, tepatnya dalam arti kekuasaan politis semata. Dengan mengutip mazmur Daud sendiri, Yesus mengingatkan bahwa Ia adalah Raja di atas segala raja. Kekuasaan-Nya berdimensi spiritual, kekal dan tak terhingga. Siapa yang memuliakan-Nya dengan harapan permintaan duniawinya akan dikabulkan tanpa ada habisnya, bersiaplah untuk kecewa. Karena yang manusia butuhkan sesungguhnya bukanlah melulu ini atau itu belaka, melainkan Allah saja.
Sabtu, 9 Juni 2012 - (Mrk 12:38-44)
Kita tak terkecuali. Kisah janda miskin vs orang-orang kaya niscaya bukanlah sekedar soal quantity, melainkan sikap hati. Banyak memberi, tapi tidak dengan kasih, percuma saja. Tapi sebaliknya, memberi terlalu sedikit dari kelimpahan, sekalipun diakui ikhlas, rasanya kurang pas juga (karena lebih dari itu, bisa berarti sudah kurang ikhlas lagi). Akan ada saatnya di mana kita harus memilih antara Dia dan semua yang kita miliki. Dan soal pujian dalam memberi. Yang jelas kolekte biasanya tak pernah lebih besar daripada jika dilakukan lewat program donasi, apalagi dengan sistem lelang harga tertinggi.
Minggu, 10 Juni 2012 - (Mrk 14:12-16; 22-26)
Ia yang genapi. Semua telah mengambil bagian masing-masing. Cawan kematian sudah dihidangkan. Ia harus teguki. Tapi sebelum semuanya digenapi, masih ada satu hal lagi. Sesuatu yang akan terus dikenang, suatu kemesraan yang tak akan terlupakan. Lewat Perjamuan Terakhir, Ia memberikan diri-Nya habis-habisan, mewariskan harta yang tak ternilai: cinta dan kehidupan. Itulah yang sekarang kita rayakan sepanjang masa dalam Ekaristi. Dan semoga kitapun bisa menikmati anggur terbaik hasil kebun bersama sang Pengantin Agung dalam perjamuan pesta di Kerajaan Kekal-Nya nanti.
Comments
Post a Comment