Posts

Showing posts from May, 2013

Tritunggal Maha Kudus

Yoh 16:12-15 Tahukah anda bahwa perikop Injil hari ini, khususnya ayat 15, ternyata merupakan salah satu topik yang menjadi sumber perselisihan dan akhirnya perpecahan (Skisma) antara Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Katolik Roma? Intinya adalah seputar pertanyaan tentang dari mana asalnya Roh Kudus. Gereja Katolik Roma menganut dogma bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra ( Filioque ) sementara Gereja Ortodoks Timur menganut bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa saja, tidak dari Putra. Penyebutan Filioque yang merupakan bahasa Latin dari phrasa “ dan (dari) Putra ” ini ada dalam Doa Syahadat (Kredo) rumusan yang panjang. Mengingat Tritunggal adalah doktrin yang sangat kompleks, wajar saja jika muncul berbagai perbedaan pendapat dalam upaya memahami bahkan salah satu aspek saja dari misteri iman yang paling sentral ini. Tanpa bermaksud sok tahu apalagi mereduksir misteri Tritunggal yang Maha Kudus, barangkali akan lebih mudah bagi kita untuk menyikapi perbedaan ini kalau kita k

Roh Yang Menghidupkan

Yoh 14:15-16; 23b-26 Kita tentunya sudah tak asing lagi dengan doktrin sentral dari iman kristiani kita: Tritunggal. Bahwa Allah itu terdiri dari tiga pribadi: Bapa, Putera, dan Roh Kudus yang sama hakekatnya, sama kedudukannya, dan sama kuasanya. Bahwa kendati masing-masing adalah Allah, tak berarti ada tiga Allah melainkan tetap Allah yang esa. Kita mungkin juga sudah memaklumi bahwa sebagai sumber dari segala misteri iman -karena menyangkut diri Allah sendiri- Tritunggal bukanlah misteri yang untuk dipecahkan tetapi untuk diimani, meski dalam prakteknya kita tak bisa memungkiri bahwa tetap ada semacam 'kebingungan' dalam membedakan ke-3 Pribadi. Maka jangan heran bila sebagian dari kita lebih sering mencari dan mengasosiasikan Allah sebagai Bapa ataupun Putera saja. Meminjam analogi ruang yang dipakai oleh C.S. Lewis ( Mere Christianity ), memang agaknya cenderung lebih mudah bagi kita membayangkan Bapa sebagai raja yang bijaksana yang ada 'di luar sana' sedang

Supaya Mereka Menjadi Satu

Yoh 17:20-26 Setiap persekutuan entah itu perkawinan, kongsi dagang, dll, selalu ada resiko perpecahan akibat perselisihan anggotanya. Gereja pun tidak terkecuali. Injil mencatat perselisihan sudah ada sejak masa-masa awal Gereja perdana. Berabad-abad kemudian bahkan mucul pertentangan-pertentangan yang lebih besar. Perpecahan pun tak terhindari. Tentunya masing-masing menganggap ajarannya lah yang paling murni. “ Supaya mereka menjadi satu ” demikianlah doa Yesus kepada Bapa pada malam menjelang peristiwa sengsara-Nya dimulai. Diucapkan sampai tiga kali, niscaya ini menandakan betapa dalam kerinduan Yesus terhadap persatuan di antara para murid dan orang-orang yang percaya kepada-Nya dan juga persatuan semua dengan diri-Nya sendiri. Gereja Katolik, lewat dekrit Konsili Vatikan II dan yang dipertegas oleh alm. Bapa Paus Yohanes Paulus II dalam ensiklik Ut Unum Sint (supaya mereka menjadi satu), tegas menyatakan bahwa perpecahan dalam Gereja jelas-jelas bertentangan dengan kehen

Depeche Mode Returns to Soothe Israel's Soul

Image
Depeche Mode returns to soothe Israel's soul - Arts & Leisure - Israeli Culture | Haaretz Daily Newspaper

Jaring Pengaman Rahmat

Image
Yoh 14:23-29 Perpisahan dengan seseorang yang erat dengan kita, walau cuma sementara, terlebih lagi dengan orang yang selama ini rasa aman dan nyaman kita bergantung pada, seperti halnya anak kecil kepada orangtuanya, bukanlah prospek yang menyenangkan. Apalagi jika perpisahan tersebut bersifat permanen, bisa jadi menghancurkan. Yesus tentunya sangat memahami psikologi ini, walau para murid sendiri belum mengerti apa yang akan terjadi pada Guru dan Tuhan mereka sesudah peristiwa perjamuan makan terakhir nanti. Karena kasih-Nya yang begitu besar, Ia mesti mencurahkan habis-habisan segala yang masih tersisa, mengasihi sampai pada kesudahannya. Seakan ingin membentang sebuah jaring pengaman rahmat bagi yang akan ditinggalkan-Nya. Pertama-tama Ia terlebih dulu membasuh kaki mereka, termasuk Yudas, memberikan teladan pelayanan dalam kerendahan hati tanpa pandang bulu atau pilih kasih, sekaligus wujud dari inisiatif Ilahi yang mengandung simbol sakramental pembaptisan dan pengampunan a