Penuh Rahmat
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Perkataan Maria ini terus memukau dan menginspirasi kaum beriman sepanjang masa. Saat pengakuan iman ini terucapkan, niscaya seketika itu juga sukacita besar melanda surga. Maka kalau boleh dikatakan, kabar gembira yang dibawakan oleh malaikat Gabriel itu sesungguhnya bergaung ke dua belah arah, bukan hanya bagi umat manusia saja tapi juga bagi segenap isi surga. Karena berkat tanggapan seorang wanita, jalan bagi karya keselamatan yang sejak semula dirintis oleh Allah pun terbukalah sudah.
Gereja meyakini bahwa manusia pertama: Adam dan Hawa, berkat rahmat pengudusan (sanctifying grace), semula adalah adikodrati hakekatnya. Namun karunia rahmat tersebut sirna saat Hawa memilih untuk menuruti perkataan si ular. Akibatnya manusia jatuh dalam dosa, terputus dari Allah. Penderitaan dan kematian pun masuk ke dalam kehidupan. Tapi rupanya Allah tidak pernah berhenti untuk mendekati kembali manusia. Ia terus mengirim pesan cinta-Nya lewat rahmat yang bekerja sepanjang masa (actual grace). Dan Ia senantiasa berharap manusia mau menanggapinya agar mereka bisa kembali ke jatidirinya yang semula, yaitu serupa dengan-Nya. Puncak karya penyelamatan-Nya adalah Ia sendiri yang turun ke dunia, menjadi sama seperti manusia.
Apabila Tabut Perjanjian -tempat kediaman lama Allah di dunia, dengan rancangbangun yang secara sangat rinci ditetapkan sendiri oleh-Nya, terbuat dari kayu yang dilapisi dengan emas luar dan dalam- itu kudus adanya; tidakkah Ia akan membuat Tabut Perjanjian baru yang hidup -tempat kediaman Allah dalam wujud sang Putra- setara atau lebih sempurna lagi dalam diri Maria? Perawan secara lahiriah, tak bernoda dalam jiwa ... imakulata. Karena yang adikodrati pada hakekatnya memang tidak bisa bersatu dengan yang kodrati. Maka Gereja percaya bahwa Maria sesungguhnya telah dipersiapkan dari semula. Sama seperti manusia pertama, ia pun menerima karunia istimewa rahmat pengudusan sejak diciptakan. Dan ia juga menerima karunia khusus rahmat aktual yang bekerja secara 'antisipatif', rahmat yang mencegahnya untuk jatuh dalam dosa selama hidupnya.
Seperti halnya Yesus terhadap Adam, demikianlah pula Maria terhadap Hawa. Ia adalah Hawa yang baru, tepatnya antitesisnya. Apa yang Hawa gagal lakukan -ketidaktaatan- yang berbuah dalam dosa asal, telah Maria penuhi lewat ketaatan sebagai buah dari rahmat imakulatanya. Jawaban 'ya' Maria merupakan tanggapan proaktif manusia yang terbungkus dalam sikap rendah hati dan kepasrahan atas rahmat Allah, yang oleh karenanya telah membuka kembali jalan bagi keselamatan dunia. Bunda Allah dan Bunda Gereja yang penuh rahmat, itulah hakekat Maria. Berbahagialah kita yang bisa berdevosi kepadanya.
Apabila Tabut Perjanjian -tempat kediaman lama Allah di dunia, dengan rancangbangun yang secara sangat rinci ditetapkan sendiri oleh-Nya, terbuat dari kayu yang dilapisi dengan emas luar dan dalam- itu kudus adanya; tidakkah Ia akan membuat Tabut Perjanjian baru yang hidup -tempat kediaman Allah dalam wujud sang Putra- setara atau lebih sempurna lagi dalam diri Maria? Perawan secara lahiriah, tak bernoda dalam jiwa ... imakulata. Karena yang adikodrati pada hakekatnya memang tidak bisa bersatu dengan yang kodrati. Maka Gereja percaya bahwa Maria sesungguhnya telah dipersiapkan dari semula. Sama seperti manusia pertama, ia pun menerima karunia istimewa rahmat pengudusan sejak diciptakan. Dan ia juga menerima karunia khusus rahmat aktual yang bekerja secara 'antisipatif', rahmat yang mencegahnya untuk jatuh dalam dosa selama hidupnya.
Seperti halnya Yesus terhadap Adam, demikianlah pula Maria terhadap Hawa. Ia adalah Hawa yang baru, tepatnya antitesisnya. Apa yang Hawa gagal lakukan -ketidaktaatan- yang berbuah dalam dosa asal, telah Maria penuhi lewat ketaatan sebagai buah dari rahmat imakulatanya. Jawaban 'ya' Maria merupakan tanggapan proaktif manusia yang terbungkus dalam sikap rendah hati dan kepasrahan atas rahmat Allah, yang oleh karenanya telah membuka kembali jalan bagi keselamatan dunia. Bunda Allah dan Bunda Gereja yang penuh rahmat, itulah hakekat Maria. Berbahagialah kita yang bisa berdevosi kepadanya.
Comments
Post a Comment