Posts

Showing posts from February, 2011

Easier Said Than Done

Image
Rabu, 9 Februari 2011, dini hari saya menelpon seorang teman bernama Emwe dari luar negeri. Setelah bertahun-tahun jinak, panic attack saya, yang mulai kambuh sejak malam hari Minggu sebelumnya, sedang mencapai puncak-puncaknya pada saat itu. Sambil paralel berkomunikasi lewat skype video dengan istri yang sedang berada di Jakarta, saya berkeluh kesah dengan Emwe tentang apa yang sedang saya rasakan: ketakutan dan rasa khawatir yang mendalam. Saya merasa sungguh ironis. Di satu sisi, bisa menulis renungan mewartakan Kabar Gembira kepada sesama, di sisi lain ternyata kesulitan untuk memberikan pencerahan pada diri sendiri sewaktu rasa takut hebat menguasai. Bahkan saya sempat berteori, jangan-jangan apa yang saya alami adalah ulah Iblis, apalagi mengingat pagi hari Minggu, 6 Februari, saya mendapat kabar bahwa Bapak Uskup terkesan dengan renungan yang saya tulis untuk hari itu. Dan justru pada malam hari itu pulalah ‘penyakit’ lama tersebut kambuh. Saya berpikir, barangkali lebi

Roh Hukum (2)

Image
Dalam prelude khotbah antithesis -Nya (“Kamu telah mendengar … Tetapi Aku berkata …”) di atas bukit ( Mat 5:17-48 ), Yesus sendiri menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan satu titik pun dari hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya. Adakah yang tidak sempurna atau salah dari hukum tersebut sehingga perlu digenapi? Niscaya tidak. Persoalannya bukanlah pada hukumnya ( Rom 7:12 ), tetapi pada tipu daya dosa dan kecenderungan manusia untuk melakukan pelanggaran. Manusia melanggar dengan hidup tidak menurut hukum yang diberlakukan kepadanya, atau melakukan secara letterlux perintah-perintah yang ada secara eksplisit dalam hukum tetapi kemudian secara langsung maupun tidak langsung mengeksploitasinya. Sikap para ahli Taurat dan kaum Parisi yang terakhir inilah boleh jadi yang paling dikecam oleh Yesus. Simaklah misalnya dialog antara Yesus dengan seorang ahli Taurat ( Luk 10:25-29 ) di awal perumpamaan "Orang Samaria yang baik hati". Barangkali itulah sebabnya me

Roh Hukum (1)

Image
Seorang praktisi hukum sekali waktu bercerita, guru besarnya pernah berseloroh bahwa ahli hukum yang sukses itu bukanlah yang jago menghafal pasal-pasal hukum di luar kepala tetapi yang mengetahui dengan persis kelemahan-kelemahan kaidah hukum tersebut untuk kemudian bisa menyelewengkannya. Pernyataan ini mengingatkan pada sebuah ungkapan ironis populer lain: “hukum dibuat untuk dilanggar”. Betul atau tidak, faktanya sudah banyak berita tentang oknum-oknum di bidang hukum, mulai dari anggota legislatif (pembuat Undang-Undang), eksekutif (otoritas pemerintahan), dan yudikatif (polisi, jaksa, dan hakim) sampai dengan swasta hukum (pengacara), yang justru melanggar hukum. Dalam konteks spiritual, kita tentu sudah tidak asing dengan nama hukum Taurat. Hukum yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi Musa di Gunung Sinai ini disebut juga  Pentateuch , mengacu kepada ke-5 kitab Musa: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Menurut tradisi ajaran Yahudi, hukum Taurat terdiri atas

Garam dan Terang

Image
Seorang pengusaha non-Kristen memiliki suatu kelompok usaha yang besar. Menariknya, hampir seluruh jajaran eksekutif, asisten, dan para sekretaris di sekelilingnya beragama Kristen. Seorang kolega pernah bertanya mengapa sang Boss tidak di-injili saja supaya ikut Kristus juga. Belakangan ia baru tahu sang Boss tidak tertarik dengan kekristenan karena pengalaman negatifnya berbisnis dengan pengusaha-pengusaha Kristen. Seorang kolega non-Kristen lain, sebut saja Thomas, juga pernah mengeluh koq bisa seorang kenalannya yang berkecimpung di penegakan hukum begitu bermental 'uud', padahal ia seorang Kristen. Di benaknya, orang gereja itu seharusnya jujur. Maka wajar saja jika seorang kolega yang lain lagi, sebut saja Aliong, begitu bangganya menjadi seorang Kristen. Baginya, orang-orang Kristen itu memiliki standar moral yang lebih tinggi. Kalau berbuat salah sedikit saja, gampang jadi cemoohan, seakan-akan berbuat dosa itu adalah domain eksklusif orang non-Kristen saja. Sediki