Jangan Takut
Meski telah sekian lama mengikuti Kristus dan menyaksikan kuasaNya, termasuk kuasa atas kematian, para murid masih tidak bisa lepas dari rasa takut. Mereka tetap takut binasa meski bersama Yesus di perahu saat angin ribut, Petrus tetap takut tenggelam saat berjalan di atas air walau Yesus menjaganya, dan roh ketakutan begitu menguasai Petrus sehingga Yesus menghardiknya “Iblis”. Maka saat mereka terpisah dari Yesus, tidaklah sulit untuk memahami mengapa Petrus bisa menyangkalNya sampai tiga kali, mengapa hanya ada seorang murid yang mendampingi pada saat terakhirNya, dan mengapa para murid tetap bersembunyi meski kebangkitanNya telah diketahui oleh Maria Magdalena.
Sama seperti para murid, kitapun sering takut. Dan kematianlah yang paling kita takuti. Tentang ini, penulis Ibrani menyatakan: “... supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut” (Ibr 2:15). Setelah Adam jatuh dalam dosa, maut berkuasa atas dunia. Tetapi Kristus telah menebus dosa manusia dengan darahNya. KebangkitanNya telah mengalahkan maut. “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu?” (1 Kor 15:55).
Mengapa kita masih takut juga? Karena kita tetap memilih untuk tidak percaya. Kita seperti para murid yang naik perahu gereja bersama Kristus mengarungi samudera kehidupan mau menuju tepi keselamatan, saat taufan dan gelombang persoalan hidup menerpa dan beban semakin menenggelamkan, sementara pertolonganNya tidak kunjung datang, kita mengeluh Ia tidak peduli (Mrk 4:35-40). Kita meragukan janji Allah yang menganugerahkan keselamatan secara cuma-cuma lewat iman penebusan Kristus sehingga lebih mengandalkan perbuatan untuk memastikan keselamatan tersebut. Kita takut tidak selamat jika tidak berbuat baik. Dan ketika kita tidak mampu, semakin dalamlah ketakutan itu.
Inilah tawaran Kristus: “Terimalah Roh Kudus” (Yoh 20:22), Sang Penghibur, Roh Kebenaran yang diutus oleh Bapa dalam namaNya. “Dan kalau Ia datang. Ia akan menginsafkan dunia … akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepadaKu; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia (Iblis) ini telah dihukum” (Yoh 16:8-11). Roh Kuduslah yang telah mentransformasi para murid saat Pantekosta dari takut dan ragu menjadi saksi-saksi Kristus yang taat sampai mati. Mati dalam Dia untuk kelak bangkit dalam Dia pula. Kita tinggal pilih: mau percaya atau mau tetap takut?
Comments
Post a Comment