Posts

Showing posts from June, 2009

Antara Kita, Yairus, dan Perempuan Tanpa Nama

Image
Ada 2 sosok yang menonjol dalam Injil hari ini ( Mrk 5:21-43 ): Yairus, kepala rumah ibadat, dan seorang perempuan tanpa nama. Yang pertama dari golongan elite; yang terakhir, najis menurut hukum Taurat, dari golongan terbuang. Yairus mendatangi Yesus terang-terangan demi “harta” putri berusia 12 tahun; sang perempuan menjamah Yesus secara diam-diam karena “beban” penyakit selama 12 tahun. Meski bertolak belakang, keduanya sama-sama menghadapi krisis dan sama-sama percaya kepada kuasa Yesus. Dan berkat iman dan usaha mereka, Yesus pun menyembuhkan. Kisah dalam Injil di atas seyogyanya tidak hanya sekedar menjadi “cerita lama” yang kesekian kalinya tentang kesembuhan. Manusia, beriman atau tidak, baik atau jahat, akan mengalami kematian fisik. “Karena dengki setan maka maut masuk ke dunia” begitulah ungkapan Salomo (Keb 2:24a) tentang dosa asal dan akibatnya. Tetapi musuh kita bukanlah kematian fisik melainkan kematian spiritual. Fokus kita pada firman oleh karena itu semestinya -le

Angin Ribut Diredakan

Image
Meski mendapat kesempatan dan kemudahan mengetahui rahasia Mesianik dan Kerajaan Allah, para murid ternyata masih belum mengerti siapakah Yesus sebenarnya. Injil hari ini ( Mrk 4:35-40 ) menceritakan mereka dikuasai oleh ketakutan, takut saat menghadapi angin ribut dan tetap juga “takut” setelah menyaksikan kuasa Yesus. Kita juga bisa mengalami “angin ribut” yang mengancam harta, karir, rumah tangga, bahkan nyawa kita. Ketika segala upaya sudah ditempuh, tetapi badai persoalan tak kunjung reda, ketakutan pun menguasai kita. Dan kita berteriak seperti para murid: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Mungkinkah Yesus membiarkan mereka yang diajak berlayar bersama-Nya gagal sampai ke seberang? Mungkinkah Ia membiarkan kita yang sudah dianugerahi dengan janji keselamatan kekal binasa ketika berjalan bersama-Nya? Kita ragu karena kita sebenarnya juga belum kenal betul siapa Yesus … Ia yang berkuasa mengendalikan laut dan ombak ( Ayub 38:8-11 ). Musibah dapat menim

Semuanya Sudah Diatur

Image
“Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia …” ( Mrk 14:13-15 ) demikianlah kalimat awal dari pesan Yesus kepada Petrus dan Yohanes ( Luk 22:8 ) yang ditugaskan untuk mempersiapkan perjamuan Paskah di Yerusalem pada hari pertama hari raya Roti Tidak Beragi. Penugasan ini agak bergaya spionase. Menurut teori yang populer, Yesus bertindak demikian karena alasan keamanan mengingat para imam kepala dan ahli taurat saat itu sudah bersepakat untuk membunuh Dia. Yesus tidak ketakutan, Ia hanya ingin semua rencana-Nya terpenuhi pada waktunya. Menariknya, pembawa kendi air tersebut, menurut terjemahan alkitab pada umumnya, adalah seorang laki-laki, padahal pada masa itu pekerjaan tersebut lebih lazim dilakukan oleh kaum wanita. Konon ini disengaja agar kedua murid lebih mudah untuk mengenalinya. Betul atau tidak teori tersebut, yang jelas semuanya sudah diatur oleh Yesus secara detail. Bagaikan suatu naskah cerita, tinggal di

3 in 1

Image
Masih ingat “cerita” tentang Santo Agustinus dan seorang anak kecil di tepi pantai? Cerita yang membandingkan pemahaman atas misteri Tritunggal dengan upaya memindahkan air laut ke dalam suatu lubang tersebut menggambarkan Tritunggal sebagai misteri yang terlalu kompleks untuk dicerna dengan akal budi, sekalipun bagi seorang cendikiawan besar gereja seperti Santo Agustinus. Tritunggal adalah misteri tentang sang Pencipta sendiri, sumber dari segala sesuatu, maka ia pada hakekatnya merupakan sumber dari segala misteri iman. Kekal adanya. Tidak untuk dipecahkan, tapi untuk diimani. Ia berpijak pada pengakuan iman akan Allah yang esa, yang telah diwahyukan lewat perantaraan Musa dalam shema Israel: “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!” ( Ul 6:4 ), dan dinyatakan pula oleh Yesus dalam hukum kasih-Nya ( Mrk 12:29 ). Iman yang juga meyakini bahwa Allah hadir dalam 3 pribadi terpisah, dengan peran yang berbeda-beda: Allah Bapa sebagai Sumber, Allah Putra seba