Ternyata lahan yang subur, pokok anggur pilihan, dan fasilitas yang memadai bukan jaminan bahwa buah yang dihasilkan oleh kebun anggur pasti manis ( Yes 5:1-7 ). Akar yang bebas menyerap segala unsur hara memang rentan hakekatnya, cenderung memilih unsur yang salah dan mengabaikan yang benar. Maka sudah sewajarnya apabila kebun disewakan kepada penggarap sampai sang pemilik kembali nanti ( Mat 21:33-43 ). Mereka adalah pengembang sekaligus caretaker dengan sistem bagi hasil. Adil. Namun seiring perjalanan waktu, hati mereka tak luput terkooptasi juga oleh kejahatan. Mereka pikir usaha dan jerih payah membuat mereka lebih pantas untuk memiliki kebun daripada sang pemilik sejati. Kalau boleh sedikit berimajinasi, niscaya di benak merekapun ada pembenaran ala hamba dengan satu talenta: "Lagipula bukankah tuan kita adalah manusia yang kejam ... yang memungut dari tempat di mana ia tidak menanam?" Semangat penatalayanan berubah menjadi haus kekuasaan. Fokusnya sudah bukan pad